Jodhi Yudono | Selasa, 25 Oktober 2011 | 06:14 WIB
Dibaca: 667
Komentar: 0
Kompas.com/Jodhi Yudono
Mobil hias mewakili Indone
JAKARTA, KOMPAS.com — Senin, 24 Oktober 2011, ASEAN Fair yang dipusatkan di kawasan Nusa Dua, Bali, dibuka secara resmi oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.
Aneka rupa mobil hias yang mewakili karakter seni dan budaya bangsa-bangsa ASEAN dipertontonkan, selain sejumlah kesenian, seperti belaganjur, tari piring, rapai, dan beberapa kesenian dari wilayah Indonesia.
Hajatan yang menelan sekira Rp 50 miliar ini, menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu, memang memiliki visi jangka panjang sebagai upaya mengokohkan pilar sosio-budaya, sebagai bagian dari pilar lainnya yang menopang persatuan bangsa-bangsa ASEAN (ekonomi, politik, dan keamanan).
Seusai pembukaan, sejumlah acara yang menggambarkan kekerabatan bangsa-bangsa di Asia Tenggara itu pun telah menanti. Sebutlah, "Pameran Lukisan ASEAN" yang berlangsung di Museum Pasifika Nusa Dua, Bali, yang dibuka sejak tanggal 24 Oktober hingga 23 November, pameran tekstil ASEAN yang berlangsung di Jakarta (25-30 Oktober), parade bendera terbesar ASEAN yang berlangsung di Jakarta (30 Oktober), Festival Musik ASEAN, Festival Kesenian ASEAN, hingga festival kuliner ASEAN.
Acara yang akan berlangsung hingga 23 November ini merupakan wujud perhatian Indonesia selaku Ketua ASEAN tahun 2011 terhadap ikatan persaudaraan bangsa-bangsa ASEAN.
"Hello ASEAN" yang diusung sebagai tema pada ASEAN Fair kali ini merupakan simbol kehangatan dari sambutan kita kepada saudara-saudara serumpun ASEAN dan sambutan kepada warga dunia tentang semangat baru ASEAN.
"Sebagai Ketua ASEAN 2011, Indonesia memprakarsai ASEAN Fair sebagai ajang di mana budaya dan ekonomi kreatif dapat dipamerkan bersama. Budaya adalah alat pemersatu bangsa dan melalui budaya kita memberikan penghormatan istimewa kepada identitas ASEAN. ASEAN Fair akan memperlihatkan wajah ASEAN yang menggambarkan keanekaragaman kekayaan warisan budaya dan persamaan sejarah," ucap Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu saat memberikan sambutan pembukaan.
Aneka rupa mobil hias yang mewakili karakter seni dan budaya bangsa-bangsa ASEAN dipertontonkan, selain sejumlah kesenian, seperti belaganjur, tari piring, rapai, dan beberapa kesenian dari wilayah Indonesia.
Hajatan yang menelan sekira Rp 50 miliar ini, menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu, memang memiliki visi jangka panjang sebagai upaya mengokohkan pilar sosio-budaya, sebagai bagian dari pilar lainnya yang menopang persatuan bangsa-bangsa ASEAN (ekonomi, politik, dan keamanan).
Seusai pembukaan, sejumlah acara yang menggambarkan kekerabatan bangsa-bangsa di Asia Tenggara itu pun telah menanti. Sebutlah, "Pameran Lukisan ASEAN" yang berlangsung di Museum Pasifika Nusa Dua, Bali, yang dibuka sejak tanggal 24 Oktober hingga 23 November, pameran tekstil ASEAN yang berlangsung di Jakarta (25-30 Oktober), parade bendera terbesar ASEAN yang berlangsung di Jakarta (30 Oktober), Festival Musik ASEAN, Festival Kesenian ASEAN, hingga festival kuliner ASEAN.
Acara yang akan berlangsung hingga 23 November ini merupakan wujud perhatian Indonesia selaku Ketua ASEAN tahun 2011 terhadap ikatan persaudaraan bangsa-bangsa ASEAN.
"Hello ASEAN" yang diusung sebagai tema pada ASEAN Fair kali ini merupakan simbol kehangatan dari sambutan kita kepada saudara-saudara serumpun ASEAN dan sambutan kepada warga dunia tentang semangat baru ASEAN.
"Sebagai Ketua ASEAN 2011, Indonesia memprakarsai ASEAN Fair sebagai ajang di mana budaya dan ekonomi kreatif dapat dipamerkan bersama. Budaya adalah alat pemersatu bangsa dan melalui budaya kita memberikan penghormatan istimewa kepada identitas ASEAN. ASEAN Fair akan memperlihatkan wajah ASEAN yang menggambarkan keanekaragaman kekayaan warisan budaya dan persamaan sejarah," ucap Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu saat memberikan sambutan pembukaan.
Ada 0 Komentar Untuk Artikel Ini.
Kirim Komentar Anda
Pembaca dapat mengirimkan komentar terkait artikel yang ditayangkan. Isi komentar bukan merupakan pandangan, pendapat ataupun kebijakan KOMPAS.com dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.
Pembaca dapat melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. KOMPAS.com akan menimbang setiap laporan yang masuk dan dapat memutuskan untuk tetap menayangkan atau menghapus komentar tersebut.
KOMPAS.com berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
Pembaca dapat melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. KOMPAS.com akan menimbang setiap laporan yang masuk dan dapat memutuskan untuk tetap menayangkan atau menghapus komentar tersebut.
KOMPAS.com berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
Posting Komentar